sejarah.kompasiana.com
Di zaman modern seperti sekarang ini tidak sedikit orang yang masih mempercayai takhayul.
Pernahkah anda mendengar angka sial 13? Saya yakin semua pasti tahu
bahwa angka ini dianggap keramat dengan berbagai kepercayaan
mistisnya. Berapa banyak hotel atau permukiman yang pantang
mencantumkan angka 13 untuk nomor lantai, kamar, maupun rumah serta
lift di gedung-gedung bertingkat. Kisah di Pelabuhan Ratu tentang
adanya kamar khusus bernomor 13 buat persembahan itu sudah diketahui
oleh banyak orang.
Timbulnya kepercayaan ini diduga berasal dari Pythagoras, figur
seniman, filsuf, dan guru dari abad 6 SM, secara tak langsung mendorong
para pengikutnya melahirkan pemahaman baru, numerologi. Mengapa angka 13 dianggap angka yang membawa kekurang-beruntungan? Sebenarnya, kepecayaan tahayul dan aneka mitos yang ada berasal dari pengetahuan kuno bernama Kabbalah.
Kabalah merupakan sebuah ajaran mistis kuno, yang telah dirapalkan oleh
Dewan Penyihir tertinggi rezim Fir’aun yang kemudian diteruskan oleh
para penyihir, pesulap, peramal, paranormal, dan sebagainya terlebih
oleh kaum Zionis-Yahudi yang kemudian mengangkatnya menjadi satu
gerakan politis dan sekarang ini ajaran Kabbalah telah menjadi tren baru di kalangan selebritis dunia.
Menurut pandangan Islam bahwa hal di atas termasuk kategori Thiyarah yang bertentangan dengan Tauhid karena perbuatan Allah dinisbatkan kepada makhluk. Juga dikarenakan thiyarah
itu akan menjadi sebab adanya keyakinan bahwa makhluk yang lemah itu
punya pengaruh dalam takdir yang telah Allah tentukan. Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkannya sebagai kesyirikan.
0 komentar:
Posting Komentar